Web Directories Tips Untuk Karir Anda: Salah Paham, Push Up Bugil Bertumpuk Paskibra

Kamis, 21 Oktober 2010

Salah Paham, Push Up Bugil Bertumpuk Paskibra

Author: yahoo.com

Job Vacancy, Indonesia Job, Job Indonesia

VIVAnews - Purna Paskibraka Indonesia (PPI) DKI Jakarta menyatakan peristiwa push up dingin terhadap peserta pria terjadi akibat salah paham di antara anggota Paskibraka laki-laki. Akibat instruksi yang sangat cepat, dalam kondisi panik mereka saling bertumpuk dalam keadaan bugil.
"Waktu mandi instruksi sangat cepat. Push up dingin itu terjadi karena gerakannya terlalu lambat. Kami suruh push up, lalu kami perintahkan turun. Mungkin karena sempit dan panik jadi salah paham dan naik bertumpuk ke badan yang lain," urai Juru Bicara PPI DKI Jakarta, Arief Parkhusip dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 20 Oktober 2010.
Sementara, Ketua Majelis Permusyawarahan Organisasi (MPO) PPI DKI Jakarta, Yose, mengatakan setelah kejadian yang dilaporkan terkait pelecehan seksual itu, anggotanya masih mengikuti latihan.
"Kalau mereka merasa ditekan atau dilecehkan, kenapa mereka masih tetap datang latihan? Padahal mereka punya kesempatan besar untuk tidak datang," katanya.
Yose juga membantah telah terjadi intervensi di jajaran PPI kepada para senior lainnya untuk menghapal hasil investigasi dan menyamakan pendapat agar kasus pelecehan ini tidak terbongkar.
"Tidak terjadi upaya doktrinisasi. Kami hanya melakukan sosialisasi, brieffing. Ini bagian dari strategi komunikasi, bukan melakukan intervensi," tegasnya.
Ke depan PPI DKI akan fokus terhadap pembuktian tuduhan tersebut yang kini tengah diproses Polda Metro Jaya. PPI mengaku yakin bisa membuka terang persoalan ini dan mengembalikan nama baik mereka ke publik karena sebanyak 22 dari 29 anggota Paskibraka angkatan 2010 mendukung mereka.
Sementara itu, salah satu orangtua korban, Jusuf Ginting mengatakan, banyak hal yang menyimpang dalam pelatihan Paskibaraka di Cibubur. Seperti adanya campur tangan senior di luar panita.
"Banyak orang asing masuk. Ada yang memberikan perintah menyimpang di luar unsur panitia dan melakukan kekerasan," ujarnya.
Jusuf Ginting tetap minta agar Dinas Olah Raga dan Pemuda (Disorda) DKI untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan mereka. Karena persoalan ini menurut Ginting adalah tanggung jawab Disorda.
"Pelecehan terjadi pada putra dan putri, mereka tidak pernah mengaku. mereka tetap berbohong, bagaimana mereka meminta maaf. Ini sudah diinvestigasi Komnas HAM, dan mereka ketakutan," tutup Ginting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar